10 Alasan Mengapa Public Training Itu Penting

Selama bertahun-tahun, pengembangan keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia terus dilakukan oleh berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan public training (pelatihan umum( yang dapat diikuti oleh karyawan di suatu perusahaan dan masyarakat umum yang sedang mencari pekerjaan.

Akan tetapi, pelatihan ini terkadang tidak berhasil menjaring peserta dalam jumlah banyak karena kurangnya informasi yang diterima oleh karyawan dan utamanya masyarakat umum. Padahal, dengan mengikuti berbagai public training, masyarakat dan karyawan perusahaan bisa mendapatkan berbagai manfaat dan peluang pengembangan karir yang sangat mereka butuhkan. Oleh karena itu, berikut ini adalah 10 alasan mengapa mengikuti pelatihan umum itu penting dan sebaiknya diikuti oleh karyawan perusahaan dan masyarakat.

1. Memperoleh Ilmu Pengetahuan Berskala Umum

Meskipun public training tidak menyajikan materi yang bersifat spesifik, setiap peserta akan memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pemahaman baru. Pemahaman yang didapatkan melalui pelatihan ini mungkin tidak menjamin 100% aplikatif, namun di situasi tertentu ilmu yang diperoleh dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Baca juga: 10 Pelatihan Karyawan yang Paling Efektif

2. Membangun Kemitraan Personal Antar Instansi

Sebagai makhluk sosial, manusia tentu membutuhkan orang lain untuk berinteraksi serta memenuhi kebutuhannya. Misalnya, dengan mengikuti public training, seorang karyawan perusahaan A akan dapat bertemu dengan perusahaan B. Karyawan tersebut nantinya dapat saling bertukar informasi mengenai peluang kerja atau peluang kemitraan yang lebih baik untuk yang bermanfaat bagi pengembangan perusahaan.

3. Mendapatkan Informasi Peluang Kerja

Public training yang menyerap peserta dari golongan karyawan dan pencari kerja tentu memiliki keistimewaan tersendiri. Khususnya bagi para pencari kerja yang mengikuti kegiatan pelatihan tersebut dapat berinteraksi dan menggali informasi secara langsung dengan seorang karyawan dalam rangka menunjang pengetahuan mereka tentang hal-hal yang dibutuhkan untuk dapat masuk ke suatu perusahaan.

4. Mempertahankan Sekaligus Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Pengendalian dan kondisi pasang surut ekonomi perusahaan merupakan tantangan utama bagi pengusaha, tetapi mempertahankan pekerja yang terbaik seringkali hanya dapat dicapai melalui pengembangan karir. Dalam hal ini, pelatihan dan pengembangan telah menjadi sangat terpusat di dalam proses bisnis sehingga sering digunakan sebagai keunggulan kompetitif saat perekrutan karyawan baru maupun karyawan lama untuk suatu jabatan baru atau hanya sekedar persyaratan untuk mendapatkan insentif. Di beberapa perusahaan swasta dan pemerintah yang ada di Indonesia, kegiatan pelatihan publik menjadi wajib bagi para karyawan dengan imbalan finansial yang pantas, baik sebagai peserta atau panitia penyelenggaraan. Imbalan finansial yang diperoleh inilah yang akan membuat karyawan merasa betah di perusahaan dan memicu semangat para karyawan untuk bekerja lebih produktif.

5. Mengembangkan Pemimpin Masa Depan

Menargetkan karyawan dengan keterampilan kepemimpinan masa depan dapat menjadi vital dalam membangun bisnis untuk pertumbuhan dan evolusi yang positif. Bakat kepemimpinan dapat diperoleh melalui karyawan baru, atau profesional SDM dapat memilih karyawan saat ini sebagai kandidat manajerial. Menurut Society for Human Resources Management (SHRM), memiliki program pengembangan profesional memastikan organisasi terfokus pada tujuan bisnis masa depan dengan menyiapkan bakat yang dapat dipromosikan.

6. Memberdayakan Karyawan

Pemimpin yang merasa diberdayakan di tempat kerja akan lebih efektif dalam mempengaruhi karyawan dan mendapatkan kepercayaan mereka. Akibatnya, karyawan tersebut akan merasakan rasa otonomi, nilai, dan kepercayaan diri yang lebih besar dalam pekerjaan mereka. Dalam hal ini, otonomi karyawan didefinisikan sebagai sejauh mana seorang karyawan merasa mandiri dan dapat membuat keputusan sendiri tentang pekerjaan yang mereka lakukan.

7. Meningkatkan Keterlibatan di Tempat Kerja

Menemukan cara untuk meningkatkan keterlibatan karyawan secara konsisten dapat mengurangi kebosanan di tempat kerja, yang jika dibiarkan dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan kebiasaan kerja yang negatif. Inisiatif pelatihan dan pengembangan reguler dapat mencegah kemalasan di tempat kerja dan pada gilirannya akan membantu bisnis melakukan evaluasi ulang rutin terhadap karyawan, keterampilan, dan proses mereka. Selain itu, ini akan mempengaruhi budaya perusahaan dengan menanamkan penekanan pada perencanaan dan dapat mendorong analisis dan perencanaan perusahaan karena mengharuskan pemberi kerja untuk meninjau bakat yang ada dan mengevaluasi peluang pertumbuhan dan pengembangan secara internal, bukan melalui perekrutan.

8. Membangun Hubungan di Tempat Kerja

Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menjelajahi topik baru, menyempurnakan keterampilan mereka, dan memperluas pengetahuan mereka dapat membantu anggota tim perusahaan saling terikat satu sama lain. Selama sesi pelatihan dan pengembangan yang dilakukan secara umum ini, mereka akan mengatasi tantangan baru bersama-sama. Mereka juga dapat bersandar satu sama lain untuk berbagai kesempatan belajar dengan berkolaborasi dengan rekan kerja yang memiliki bidang keahlian tertentu. Penelitian telah menunjukkan bahwa kolaborasi teman sebenarnya adalah metode pembelajaran pilihan mereka. Dengan belajar dari kekuatan satu sama lain, maka tidak hanya menghasilkan tenaga kerja yang lebih lengkap, tetapi ikatan tersebut juga dapat meningkatkan retensi dan keterlibatan.

9. Memperoleh Sertifikasi

Para penyelenggara public training biasanya akan memberikan sertifikat bagi para peserta yang mengikuti proses pelatihan dari awal hingga akhir sebagai tanda bahwa mereka pernah mengikuti kegiatan pelatihan. Meskipun sertifikat di pelatihan umum ini cindering bernilai sangat kecil, namun tetap saja dapat memberikan peluang lebih besar bagi seseorang untuk memperoleh pekerjaan di perusahaan. Alasannya, selalu ada faktor subyektif yang dipertimbangkan oleh HRD suatu perusahaan dalam proses perekrutan. Misalnya, ketika terdapat 2 orang dengan kemampuan yang sama pada saat perekrutan, HRD akan melihat berkas pendukung yang dimiliki kandidat untuk menentukan siapa yang akan dipilih olehnya. Apabila HRD melihat seseorang dengan sertifikat yang sama seperti yang ia miliki, maka faktor kesamaan pengalaman akan mendorong HRD untuk memilih karyawan tersebut.

10. Memperoleh Penyegaran

Karyawan yang telah lama bekerja secara monoton dan para pencari pekerja yang selama bertahun-tahun pasca lulus dari dunia pendidikan mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak tentu akan mengalami penurunan kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki. Oleh karena itu, dengan mengikuti alur dan dinamika pelatihan umum atau public training, ingatan tentang pelajaran yang dimiliki oleh mereka akan disegarkan kembali ditambah dengan pemahaman baru yang bermanfaat bagi mereka di dunia kerja.

Referensi:

Anas, I., & Hamza, S. R. (2022). Predicting Career Adaptability Of Fresh Graduates Through Personal Factors. European Journal of Training and Development, 46(3/4), 302-316. https://doi.org/10.1108/EJTD-02-2020-0023

London Business Training & Consulting. (2019). Importance of Training & Development in the Public Sector. Diakses dari:

https://www.lbtc.co.uk/public-sector-blog/importance-of-training-development-in-the-public-sector/

Ottawa University. (2021). Why Is Training And Development Important? Strategic Plan 2022-2027. Diakses dari: https://www.ottawa.edu/online-and-evening/blog/january-2021/5-benefits-of-training-and-development

PT. Rayhan Gemilang Sejati. (2020). In House Training dan Public Training, Mana yang lebih Bagus? Gemilang Learning Center. Diakses dari:

https://www.gemilanglearningcenter.com/in-house-training-dan-public-training-mana-yang-lebih-bagus/

Rasdi, M. R., & Tangaraja, G. (2022). Knowledge-Sharing Behaviour In Public Service Organisations: Determinants And The Roles of Affective Commitment And Normative Commitment. European Journal of Training and Development, 46(3/4), 337-355. https://doi.org/10.1108/EJTD-02-2020-0028