6 Strategi Mengelola Retensi Karyawan, Perusahaan Wajib Tahu!
Retensi karyawan atau employee retention merupakan istilah yang familiar dan lumrah di dunia kerja. Sebuah perusahaan yang baik wajib memiliki strategi mengelola retensi karyawan yang baik. Lalu, apa sebenarnya arti dari retensi karyawan itu sendiri?
Artikel ini akan menjelaskan secara detail tentang arti dari retensi karyawan dan strategi untuk mengelolanya. Namun, sebelum masuk ke pembahasan, kita simak dulu program PasarTrainer Basic HR yang dapat membantu kita untuk lebih mudah memahami hal-hal terkait retensi karyawan.
Pengertian Retensi Karyawan
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor perusahaan bisa sukses adalah kualitas para pekerjanya. Namun terkadang, pekerja yang berkualitas pun bisa berpotensi mengundurkan diri dari perusahaan.
Mau tidak mau, perusahaan harus bisa mempertahankan karyawan tersebut agar tidak mengundurkan diri. Inilah yang disebut sebagai retensi karyawan. Pengertian apa itu retensi karyawan mengacu pada kemampuan sebuah perusahaan untuk menjaga para karyawan pada suatu periode tertentu.
Perusahaan yang bisa mempertahankan karyawan berkualitas dan berpotensi berarti memiliki strategi retensi karyawan yang baik. Tujuan dari dilakukannya retensi karyawan adalah untuk menjaga aset, meningkatkan kinerja perusahaan, dan meraih tujuan sukses suatu perusahaan.
6 Strategi Mengelola Retensi Karyawan
Jika kita sudah tahu definisi dari retensi karyawan, maka juga penting mengetahui strategi untuk diterapkan. Berikut ini strategi dalam mengelola retensi karyawan agar suatu perusahaan dapat menerapkannya.
1. Adanya Komunikasi yang Jelas
Strategi retensi karyawan yang pertama adalah harus ada komunikasi dan pembagian tugas yang jelas. Hal ini berguna agar karyawan tahu apa tanggung jawab yang diemban dan mengetahui ekspektasi yang diharapkan oleh perusahaan.
Selain itu, komunikasi yang jelas dari manajer sebuah perusahaan secara keseluruhan dapat membuat karyawan paham tujuan mereka bekerja. Ini dapat meningkatkan retensi karyawan yang akan berdampak baik bagi perusahaan.
Biasanya, penjabaran komunikasi dan ekspektasi perusahaan sudah dijelaskan sejak awal karyawan masuk. Jadi, pastikan aspek komunikasi ini berjalan lancar dan baik agar retensi karyawan sebuah perusahaan tinggi.
2. Penerapan Recognition Pada Karyawan
Kita tidak hanya perlu mengetahui arti dari apa itu retensi karyawan. Berikutnya, strategi yang dapat kita terapkan adalah recognition atau menghargai hasil kerja daripada karyawan yang dimiliki.
Memberi imbalan atas kinerja karyawan yang baik dan bekerja keras dapat meningkatkan motivasi dan semangat karyawan. Perusahaan yang sering memberikan penghargaan atau imbalan untuk sebuah kerja keras karyawan cenderung memiliki retensi karyawan lebih tinggi.
3. Kejelasan Kompensasi dan Benefit
Perusahaan yang memiliki kompensasi (gaji) dan benefit yang jelas akan menarik perhatian dan lebih bisa mempertahankan karyawannya. Benefit dan kompensasi terkait dengan asuransi kesehatan, jaminan kecelakaan kerja dan hari tua, serta hak cuti bersama.
Hal-hal tersebut berguna agar karyawan kita memiliki hidup yang layan dan produktif. Jika suatu perusahaan mampu memberikan kejelasan akan kompensasi dan benefit pada karyawannya, potensi karyawan akan betah dan terus bekerja di perusahaan tersebut akan lebih besar.
4. Ciptakan Lingkungan Kerja yang Positif
Lingkungan kerja yang toxic berpotensi membuat seorang karyawan tidak betah pada suatu perusahaan, sehingga retensi karyawan cenderung lebih rendah. Maka dari itu, sebuah perusahaan wajib menciptakan lingkungan dan budaya kerja yang positif.
Hal ini mendorong terbentuknya kerjasama yang tinggi dan rasa dihargai pada setiap diri karyawannya. Budaya kerja positif dapat dibentuk melalui inklusivitas seperti konferensi, workshop, program pelatihan, outing tim kantor, dan sebagainya.
Jadi, kita tidak hanya tahu arti apa itu retensi karyawan. Kita harus menerapkan strategi-strategi agar sebuah perusahaan mampu memiliki retensi karyawan yang tinggi agar terwujudnya tujuan perusahaan untuk sukses.
5. Adanya Work-Life Balance
Karyawan yang bahagia adalah karyawan yang memiliki work-life balance. Konsep ini mendorong adanya inisiatif keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan karyawan. Sekarang ini, banyak karyawan yang menuntun work-life balance agar lebih produktif.
Sebuah perusahaan wajib memiliki etos kerja seperti ini agar bisa mempertahankan karyawannya. Beberapa cara penerapan work-life balance adalah jadwal kerja yang fleksibel, work from home, atau work from anywhere.
6. Adjustment dalam Pembagian Tugas
Strategi terakhir yang dapat dilakukan sebuah perusahaan adalah adjustment dalam pembagian tugas. Rata dalam pembagian tugas sesuai job desc dan kemampuan karyawan harus diperhatikan sebuah perusahaan.
Hal ini berguna agar seorang karyawan tidak merasa terbebani oleh pekerjaan yang melimpah serta terjadinya ketidakseimbangan pembagian kerja. Jika suatu perusahaan ingin memiliki retensi karyawan yang tepat, perlu diperhatikan aspek satu ini dengan detail.
Demikian penjelasan tentang berbagai strategi mengelola retensi karyawan yang harus dikuasai dan diterapkan oleh suatu perusahaan. Retensi karyawan yang tinggi menjadi salah satu indikator sebuah perusahaan memiliki manajemen yang bagus serta berpotensi mewujudkan kesuksesan di masa depan.
Kita bisa belajar tentang strategi mengelola retensi pada karyawan bersama PasarTrainer. Terdapat berbagai program pelatihan Human Capital yang bisa diikuti.
Referensi
easysunday.co.id - Retensi Karyawan Adalahwww.cnnindonesia.com - Apa itu Retensi Manfaat dan Contohnya Pada Karyawan
mekari.com - Pahami Apa Itu Retensi Karyawan dan Cara Mengelolanya
www.talentics.id - Employee Retention