Cara Merespon Lingkungan Kerja Toxic dan Ciri-cirinya
Lingkungan kerja seharusnya menjadi tempat di mana kita bisa berkembang, merasa dihargai, dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Namun, tidak semua tempat kerja menawarkan suasana yang mendukung, terutama jenis lingkungan kerja toxic.
Bahkan, banyak perusahaan atau tempat kerja yang malah menciptakan tekanan, ketidakbahagiaan, dan stres yang berlebihan bagi para karyawan. Lalu, bagaimana cara merespon lingkungan kerja yang tidak sehat? Simak selengkapnya di sini!
Apa itu Lingkungan Kerja Toxic?
Pada dasarnya, lingkungan kerja yang toxic adalah kondisi di mana berbagai perilaku negatif seperti manipulasi, intimidasi, atau kurangnya dukungan menjadi bagian dari budaya perusahaan.
Faktanya, hal ini ternyata cukup umum terjadi. Menurut survei dari American Psychological Association (APA), hampir 19% pekerja melaporkan bekerja di lingkungan yang mereka anggap sangat atau cukup toxic.
Lingkungan seperti ini sering kali ditandai dengan kurangnya komunikasi yang efektif, konflik internal, serta budaya kerja yang tidak sehat.
Selain berdampak pada kinerja individu, ini juga bisa kesehatan mental dan fisik kita. Efek dari tempat kerja toxic di antaranya bisa mencakup kelelahan, kehilangan motivasi, dan bahkan masalah kesehatan fisik seperti gangguan tidur atau tekanan darah tinggi.
Faktor ini juga sering kali menjadi penyebab turnover karyawan yang tinggi, sehingga bisa merugikan perusahaan secara finansial maupun reputasi.
Ciri-Ciri Lingkungan Kerja yang Toxic
Untuk mengetahui cara merespon lingkungan kerja toxic, kita perlu tahu dulu apa saja tanda-tandanya. Lalu, bagaimana kita bisa mengenali tempat kerja yang tidak sehat? Berikut beberapa tanda utamanya:
1. Komunikasi yang Buruk
Ini bisa berupa informasi yang tidak transparan, arahan yang tidak jelas, atau bahkan perlakuan dari manajemen yang mengabaikan masukan dari karyawan. Tanpa komunikasi yang efektif, kesalahpahaman dan frustasi akan terus meningkat.
2. Budaya Kerja yang Tidak Sehat
Persaingan tidak sehat, sikap favoritisme, atau hierarki yang kaku sering kali menjadi akar masalah dan ciri-ciri lingkungan yang toxic. Dalam kondisi ini, banyak orang yang merasa tidak nyaman untuk bekerja sama.
3. Beban Kerja yang Berlebihan
Beban kerja berlebihan biasanya ditandai dengan perusahaan yang terus-menerus memberi tugas melampaui kapasitas karyawan tanpa dukungan yang memadai. Jika dibiarkan, maka stres dan burnout bisa menjadi dampak yang tidak terhindarkan.
4. Tidak Ada Kesempatan Berkembang
Ciri-ciri lingkungan kerja toxic selanjutnya adalah perusahaan tidak memberikan peluang pengembangan keterampilan maupun promosi. Ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan tidak menghargai pertumbuhan karyawannya.
5. Tingkat Turnover yang Tinggi
Turnover karyawan yang tinggi adalah sinyal kuat bahwa ada masalah besar dalam budaya perusahaan. Ketika ada banyak orang yang resign dalam waktu singkat, itu adalah tanda mereka merasa tidak nyaman atau tidak dihargai di tempat tersebut.
Cara Merespon Lingkungan Kerja Toxic
Ketika kita berada dalam situasi lingkungan kerja yang tidak sehat, penting untuk mengambil langkah-langkah tertentu secara proaktif. Berikut beberapa strategi yang bisa dicoba:
1. Tetapkan Batasan
Membangun batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah langkah awal yang penting. Jadi, pastikan untuk mengomunikasikan dengan pihak atasan tentang waktu kerja dan istirahat sesuai dengan hak kita.
Misalnya, hindari memeriksa email pekerjaan di luar jam kerja agar kesehatan mental dan kondisi work life balance tetap terjaga.
2. Dokumentasikan Masalah
Jika kita menghadapi perilaku tidak pantas atau diskriminasi, pastikan untuk mencatat semua kejadiannya dengan detail, termasuk waktu, tempat, dan pihak yang terlibat. Meski terkesan sepele, dokumentasi ini akan sangat berguna jika kita memutuskan untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
3. Cari Dukungan
Selanjutnya, bangun jaringan dukungan dengan rekan kerja yang dapat diandalkan atau diskusikan masalah ini dengan HRD. Selain itu, mencari bantuan dari mentor atau teman terpercaya juga dapat membantu kita menemukan solusi terbaik.
4. Pertimbangkan untuk Pindah Kerja
Jika sudah menerapkan berbagai solusi di atas tetapi situasi tidak juga membaik, mungkin inilah saatnya untuk kita mencari peluang baru. Ingat, lingkungan kerja yang sehat adalah sebuah bentuk investasi jangka panjang untuk kesejahteraan dan produktivitas kita.
5. Investasi pada Pengembangan Diri
Lingkungan kerja yang toxic sering kali membuat kita merasa stagnan karena perusahaan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang.
Untuk melawannya, manfaatkan pelatihan atau peluang pengembangan keterampilan mandiri, misalnya dengan mengikuti berbagai program training dari PasarTrainer yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi dan membuka peluang karir baru.
Meskipun beberapa dampak dan penyebabnya bisa diatasi sendiri, namun menanggulangi lingkungan kerja yang toxic sebenarnya bukan hanya tanggung jawab individu saja, tetapi juga perusahaan itu sendiri.
Cara merespon lingkungan kerja toxic memang tidak mudah, tapi perusahaan bisa memulai dari langkah kecil seperti menerapkan program pelatihan yang sesuai.
Beberapa contoh program yang bisa diikuti antara lain yaitu pelatihan membangun lingkungan kerja yang kondusif bagi pelaksana SDM dan program pelatihan khusus human capital. Temukan juga informasi training bermanfaat lainnya di halaman PasarTrainer!
Referensi
www.talentlms.com - Toxic Workplace Signswww.themuse.com - Toxic Work Environment
www.sunlife.co.id - Ciri-Ciri Lingkungan Kerja Toxic