Mengenal Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness)

Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) merupakan sebuah metode yang dirancang untuk mengukur tingkat efektivitas dari sebuah proses produksi. Istilah ini dikemukakan oleh Seiichi Nakajima pada tahun 1960 yang berdasar pada pemikiran Harrington Emerson mengenai efisiensi kerja.

Metode ini sangat penting diterapkan dalam industri manufaktur, termasuk industri otomotif. Pasalnya, OEE dapat membantu kita mengetahui tingkat efisiensi dari proses produksi yang dilakukan. Untuk mengenali metode ini lebih jauh, mari simak informasinya di bawah ini!

Apa itu Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness)?

OEE merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi suatu mesin produksi dalam menerapkan program Total Productive Maintenance (TPM). Perhitungan ini juga bisa dijadikan sebagai indikator suatu sistem atau performa mesin.

Dalam hal ini, beberapa ahli memiliki pendapatnya sendiri. Nakajima mengungkapkan bahwa metode OEE merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui efektivitas suatu sistem atau mesin dari berbagai sudut pandang.

Sementara itu, menurut Davis, OEE merupakan suatu efisiensi menyeluruh dari suatu struktur yang didapat dari nilai perhitungan efisiensi kerja, ketersediaan, dan kualitas produk. Di sisi lain, Rizkia berpendapat OEE merupakan alat untuk mengukur efektivitas pada penggunaan alat atau mesin dengan cara menghitung ketersediaan mesin, kualitas, dan kinerja.

3 Indikator Perhitungan OEE

Dalam metode OEE (Overall Equipment Effectiveness), ada 3 indikator utama yang memengaruhi hasil perhitungannya, yaitu ketersediaan, kinerja, dan kualitas. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut:

1. Availability (Ketersediaan)

Ketersediaan adalah indikator yang mengukur seberapa sering peralatan kita tersedia untuk digunakan saat dibutuhkan. Faktor ini mencerminkan waktu operasional aktual dibandingkan dengan waktu operasional yang direncanakan. 

Kita harus memahami bahwa berbagai masalah seperti kerusakan mesin atau waktu tunggu material dapat mengurangi tingkat ketersediaan. Oleh karena itu, menjaga peralatan tetap dalam kondisi optimal dan siap digunakan adalah kunci untuk meningkatkan ketersediaan. 

Dengan perhitungan yang cermat, kita bisa melihat seberapa besar dampak dari gangguan ini dan mencari cara untuk meminimalisirnya.

2. Performance (Kinerja)

Indikator berikutnya yaitu performance atau kinerja. Skor 100% dari performance memiliki arti bahwa proses akan berlangsung dengan sangat cepat. 

Dalam hal ini, mungkin akan diperhitungkan speed loss. Hal ini mencakup berbagai faktor yang dapat menghambat proses produksi sehingga di bawah kecepatan maksimumnya. Misalnya, mesin sudah usang, material tidak tersedia, kesalahan bahan, atau mungkin terjadi inefisiensi operator. 

3. Quality (Kualitas)

Skor 100% pada quality artinya tidak terdapat kerusakan pada mesin sehingga dapat menghasilkan produk terbaik. Faktor yang satu ini akan memperhitungkan quality loss. Hal ini mencakup perhitungan jumlah hasil produk yang tidak sesuai standar, serta produk yang harus dikerjakan ulang. 

Jeda waktu yang tersisa ini disebut dengan fully productive time. Jadi, secara singkat maksud dari quality di sini yaitu perbandingan antara jumlah produk yang berhasil dibandingkan dengan total jumlah produk yang berhasil diproduksi. 

Dampak OEE terhadap Profit Perusahaan

Penerapan metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) memiliki dampak yang cukup signifikan bagi sebuah perusahaan. Pasalnya, metode ini dapat membantu meningkatkan profit perusahaan. 

Ada beberapa teknologi yang dapat diterapkan, seperti OEE dashboard, OEE Report in SAP, atau OEE Display. Beberapa teknologi ini merupakan kunci untuk mendapat visibilitas yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja manufaktur secara langsung.

Dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti biaya tetap atau biaya variabel, kita dapat mengevaluasi dan menghubungkan biaya tersebut. Diketahui, perusahaan yang menerapkan metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) berhasil mendapat peningkatan hingga 10%. Bahkan, keuntungan yang didapat melonjak pesat hingga 182%.

Hal ini dapat terjadi karena produksi yang lebih efisien dapat mendorong hasil produksi yang lebih banyak. Dengan begitu, hasil produksi menjadi lebih optimal. Hasilnya, HPP (Harga Pokok Produksi) produk menjadi menurun, tetapi harga jual tetap stabil.

Mengapa OEE Penting untuk Industri Automotive?

Dari dampak OEE di atas, tentu dapat diketahui bahwa metode ini dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, termasuk industri otomotif.

Mengapa OEE penting untuk industri automotive? Menggunakan metode OEE memungkinkan kita untuk mengidentifikasi area yang perlu perbaikan. Misalnya, jika nilai ketersediaan rendah, mungkin kita perlu fokus pada pemeliharaan preventif. 

Jika kinerja rendah, mungkin kita harus melihat lebih dekat pada bagaimana proses dijalankan. Namun jika kualitas buruk, mungkin kita perlu mengevaluasi bahan baku atau pelatihan operator.

Dengan kata lain, OEE membantu kita membuat keputusan yang lebih baik dan mengoptimalkan operasi di pabrik atau perusahaan. Hal ini juga memungkinkan kita untuk membandingkan efektivitas berbagai mesin atau proses, yang sangat berguna ketika kita ingin meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

Demikian informasi mengenai Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang perlu diketahui. Untuk memahaminya lebih jauh, kita bisa mengikuti berbagai Pelatihan Automotive bersama PasarTrainer. Salah satunya yaitu Beyond OEE Overall Equipment Effectiveness


Referensi

sasanadigital.com - Metrik OEE (Overall Equipment Effectiveness) Pengukur Performa dalam Dunia Manufaktur


accurate.id - OEE Adalah


www.oee.com