Struktur dan Skala Upah: Unsur Penting Sistem Penggajian di Indonesia
Menyusun struktur dan skala upah adalah kewajiban bagi setiap perusahaan. Ketentuan ini bahkan sudah diatur dalam Permenaker No. 1 Tahun 2017 untuk mewujudkan pemberian upah yang transparan kepada semua karyawannya.
Apabila sebuah perusahaan mengabaikan hal ini, maka akan dikenakan sanksi administratif. Agar ini tidak sampai terjadi, mari ikuti penjelasan artikel berikut yang akan mengupas pentingnya sistem ini hingga bagaimana cara menyusun struktur dan skala yang tepat.
Tanpa perlu berlama-lama, yuk simak selengkapnya!
Pentingnya Struktur dan Skala Upah
Pada dasarnya, skala dan struktur upah adalah dua istilah yang berdiri sendiri. Struktur upah merupakan urutan gaji dari yang terendah ke yang tertinggi di suatu perusahaan. Sementara itu, skala gaji berkaitan dengan rentan gaji untuk tiap jabatan yang berbeda.
Secara keseluruhan, sistem ini mencakup struktur penggajian yang dipakai perusahaan untuk menentukan besarnya gaji secara adil dan transparan berdasarkan komponen tertentu.
Sistem ini tidak hanya penting bagi perusahaan, tetapi juga bagi karyawan. Perusahaan bisa menggunakannya sebagai pedoman penetapan gaji, sedangkan bagi karyawan, sistem ini bisa menjadi jaminan kepastian upah dan meminimalisir adanya kesenjangan upah antar pekerja.
Komponen Struktur dan Skala Upah
Dalam Permenaker No 1. Tahun 2017, struktur dan skala gaji harus disusun oleh perusahaan dengan memperhatikan komponen penting, mulai dari golongan hingga kompetensi.
Apa maksud dari masing-masing komponen ini? Berikut ini penjelasannya.
1. Golongan
Golongan merupakan pengelompokan karyawan sesuai dengan tingkat jabatannya di perusahaan. Misalnya, golongan entry level, mid level, dan senior.
2. Jabatan
Komponen ini menunjukkan posisi yang dijalankan oleh seorang karyawan. Contohnya, staf administrasi, staff HR, dan supervisor.
3. Masa Kerja
Masa kerja merupakan lamanya seorang karyawan bekerja di suatu perusahaan yang turut memengaruhi besaran gaji yang diterima karyawan.
4. Pendidikan
Pendidikan formal yang ditempuh oleh karyawan bisa digunakan sebagai dasar menilai kualifikasi karyawan sekaligus jumlah upah yang layak untuk mereka terima.
5. Kompetensi atau Kemampuan
Terakhir, kompetensi yang mencakup keterampilan dan sikap kerja, juga bisa menjadi komponen penting yang digunakan perusahaan untuk mengukur skala upah yang diterima.
Cara Menyusun Struktur dan Skala Upah
Penyusunan struktur maupun skala upah tidak bisa dilakukan asal-asalan. Ada 3 metode yang bisa diaplikasikan oleh perusahaan agar sistem penggajian tetap transparan dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Inilah penjelasan untuk ketiga metode tersebut!
1. Metode Ranking Sederhana
Metode ini dapat diaplikasikan dengan mengurutkan jabatan dari yang terendah ke yang tertinggi sesuai dengan tingkat kesulitan, beban tanggung jawab, dan kontribusi.
Setelah menentukan jabatan dan masing-masing tugasnya, kemudian kita bisa membuat tabel strukturnya secara rinci yang meliputi jabatan, golongan jabatan, nominal gaji terkecil, dan nominal gaji terbesar.
Masukkan informasi upah ke dalam tabel dan jika ada jabatan yang punya tanggung jawab sama, bisa dikelompokkan jadi satu golongan jabatan.
Dibandingkan metode lainnya, metode rangking sederhana cenderung mudah digunakan. Hanya saja, terkadang metode ini kurang akurat untuk perusahaan skala besar.
2. Metode Dua Titik
Pada metode dua titik, penyusunan struktur dan skala upah dilakukan dengan membuat grafik dua titik, yaitu sumbu X dan Y. Sumbu X mewakili golongan jabatan, sementara sumbu Y mewakili upah atau gaji.
Kedua sumbu X dan Y tersebut akan dihitung secara matematis dengan menggunakan persamaan Y = a + b (x) dan menghasilkan garis lurus yang akan menentukan struktur serta skala gaji suatu perusahaan.
Metode ini dinilai lebih cocok untuk perusahaan skala menengah sebab memiliki cara hitung yang sistematis dengan hasil yang lebih objektif.
3. Metode Point Factor
Metode point factor disebut sebagai metode paling objektif yang mengevaluasi setiap jabatan dengan beberapa faktor penting, yang terdiri dari tanggung jawab, keahlian, dan lainnya.
Masing-masing faktor akan diberikan nilai atau poin dan total poin itu akan menentukan tingkatan jabatan dalam struktur upah dalam perusahaan.
Lebih lanjut, langkah penyusunannya diawali dengan melakukan analisa jabatan dan mengolahnya menjadi informasi jabatan.
Lalu, lakukan evaluasi dengan menilai, membandingkan, serta menyusun jabatan itu dalam peringkat. Barulah dari sini, kita bisa menentukan struktur skala gaji.
Sanksi Administratif bagi Perusahaan
Seperti yang dijelaskan di awal, perusahaan yang tidak menyusun atau memberlakukan skala dan struktur gaji yang sesuai dan tidak membagikan informasi struktur skala ini kepada seluruh karyawan, akan dijatuhi hukuman atau sanksi administratif. Sanksi ini diantaranya:
- Teguran Tertulis
- Pembatasan Kegiatan Usaha
- Penghentian Sementara Produksi
- Pembekuan Kegiatan Usaha
Wujudkan Struktur Gaji Transparan dengan PasarTrainer!
Struktur dan skala upah telah menjadi bagian dari unsur penting sistem penggajian di Indonesia. Sistem ini juga sangat berguna, baik bagi perusahaan maupun karyawan, sebagai pedoman dan informasi penggajian yang transparan.
Bagi perusahaan yang belum menerapkan sistem ini, sekarang adalah waktu yang tepat untuk menerapkannya. Melalui pelatihan Salary Structure Design dari Pasar Trainer, perusahaan bisa dapatkan arahan terstruktur dalam merancang struktur gaji kompetitif.
Butuh pelatihan lain? Tenang, kami juga memiliki rangkaian pelatihan Manajemen SDM untuk bantu optimalkan strategi pengembangan tenaga kerja. Yuk, daftar sekarang dan raih kesempatan belajar strategi terbaik bersama PasarTrainer!
Referensi:
peraturan.bpk.go.id - Permenaker No 1 Tahun 2017www.hukumonline.com - Struktur dan Skala Upah
www.kitalulus.com - Cara Membuat Struktur Skala Upah
www.talenta.co - Mengetahui Struktur dan Skala Upah bagi Perusahaan